
BANDA ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ),Pelatihan IOWAVE ’18 ini, diadakan serentak se Indonesia, tepat pada pukul 10.00 Wib yang diikuti oleh 13 daerah se Indonesia seperti Jakarta, Aceh Selatan, Banda Aceh, Aceh Barat, Nias, Sibolga, Padang, Pariaman, Pandeglang, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bantul, Pacitan dan Pangandaran.
“Pelatihan IOWAVE ’18 ini, hampir sama dengan simulasi gempa dan tsunami, namun lebih ke internal BPBD karena ini lebih kepada kesiapan Pemerintah Kota Banda Aceh dari segi peralatan ketika bencana itu datang,” ungkap kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Fadhil, S.Sos., MM .
Ia menambahkan kegiatan ini lebih bersifat Table Top Exercise / TTX ( gladi ruang ) dan kegiatan ini bertujuan untuk menguji apakah peralatan yang ada Indonesia khususnya bagian informasi tentang kebencanaan sampai ke BPBD sebagai eksekutor di lapangan.
“Saat ini Kota Banda Aceh menerima informasi dari pusat masih dengan dua metode, lewat e-mail dan SMS, namun BPBD Kota Banda Aceh akan selalu berupaya agar informasi ini tersampaikan ke seluruh mayarakat, “ tambanya.
Kota Banda Aceh mempunyai 5 serine yang terpasang disepanjang pantai Kota Pariaman dan mesjid – mesjid di zona merah bencana, namun disayangkan saat ini, hanya 6 serine yang aktif. Hingga saat ini Kota Pariaman mempunyai 22 titik kumpul dengan 20 jalur evakuasi.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang Ma’Muri mengatakan IOWAVE ’18 ini adalah latihan rutin dua tahunan sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami untuk negara-negara sepanjang tepian Samudera Hindia. IOWAVE ’18 telah dilakukan pada tahun 2009, 2011, 2014, 2016 dan tahun 2018 ini.
Untuk Kota Banda Aceh kita hanya mengadakan di internal BPBD saja, seolah-olah kita berkomunikasi dengan walikota ataupun instansi terkait, dan sedikit kendala pada simulasi ini yaitu masalah jaringan. “Kami BMKG dan BPBD Pusat akan mencoba mencari jalan keluarnya agar informasi ini tidak terlambat.