
ACEH – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo beserta rombongan mengawali kegiatan kunjungan kerja di Aceh dengan menengok sisa-sisa tsunami purba yang ada di Goa E’ek Luntie, Gampong Meunasah Lhok, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, Rabu (7/8). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai napak tilas peristiwa-peristiwa tsunami yang pernah terjadi di Aceh dan sekitarnya.
Kepala BNPB bersama iring-iringan rombongan meninggalkan kota Banda Aceh menuju goa ke arah Meulaboh sekitar pukul 06.30 WIB. Setelah tiba di lokasi, Doni langsung memasuki mulut goa horizontal yang berukuran sekitar 5×8 meter dengan penerangan lampu seadanya. Di dalam goa, Doni menemukan beberapa bukti adanya peristiwa tsunami dari berbagai sampel tanah pada kedalaman tertentu yang telah diteliti sebelumnya.
Dari sampel tanah itu didapatkan beberapa lapisan tanah yang dipastikan mengandung endapan pasir dan lumpur yang pernah terbawa masuk ke dalam goa oleh tsunami pada masa lampau. Selain itu, di lokasi yang sama, Doni juga memeriksa kubangan air bawah tanah yang diduga mengandung campuran air tanah dan air laut serta edapan lumpur yang terbawa oleh gelombang tsunami yang pernah terjadi.
Apa yang dilakukan Kepala BNPB tersebut sekaligus untuk mengingat dan belajar dari peninggalan sejarah masa lalu tentang peristiwa alam. Aceh sangat akrab dengan tsunami dan perisitiwa itu selalu berulang. Hal itu terlihat dari bukti penemuan yang ada di Goa Eek Luntie.
“Tsunami pasti kembali, meski hal itu tidak bisa diketahui kapan akan terjadi”, ungkap Doni.
Oleh karena itu Doni mengimbau agar warga tidak membangun tempat tinggal di daerah pesisir yang rawan akan tsunami. Mantan Danjen Kopassus itu yakin jika seandainya masyarakat belajar dari masa lalu (Goa Eek Luntie), maka bisa dipastikan tsunami 2004 lalu tidak akan banyak memakan korban hingga ratusan ribu jiwa.
“Saya harap agar warga tidak lagi menempati lokasi yang berada di zona bahaya. Jika pada saat itu Aceh sadar, maka saya yakin peristiwa seperti 2004 tidak akan banyak jatuh korban,” tambah Doni.
Goa Eek Luntie menjadi salah satu saksi bisu kehadiran tsunami sejak 7.400 tahun lalu. Bukti-bukti tersebut ditemukan pada lapisan tanah dengan tingkat kedalaman tertentu. Hasil dari penelitian terdahulu berhasil mencatatkan bahwa setidaknya 14 kali kasus tsunami pernah menghantam wilayah Aceh, yang mana peristiwa tsunami Aceh 2004 menjadi episode ke sekian kalinya berdasarkan apa yang ditemukan di Eek Luntie. (bnpb)